Para Peserta Sangat Antusias Mendengar Pemaparan d

Kesbangpol Pekanbaru Gelar Penyuluhan Pencegahan Peredaran Uang Palsu 

Sekbangpol Maisisco Ghani didampingi para nara sumber dalam acara penyuluhan pencegahan peredaran uang palsu di ruang Aula kantor Kesbangpol Jalan Aripin Achmad,  Selasa (23/4). 

PEKANBARU---(KIBLATRIAU.COM)--- Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik (Kesbangpol) Kota Pekanbaru melaksanakan penyuluhan pencegahan peredaran uang palsu. Kegiatan itu dilaksanakan di ruang Aula kantor Kesbangpol Jalan Aripin Achmad,  Selasa (23/4). 

Hadir dalam acara penyuluhan para nara sumber dari Polresta Pekanbaru yang diwakili oleh Rudi Pardede  dan dari Bank Indonesia Rezi Ariadi  serta ratusan peserta yang notabene pedagang kecil menengah.

Sementara kegiatan penyuluhan ini dibuka langsung Kaban Kesbangpol Pekanbaru, M Yusuf M.Pd didampingi Kepala Bidang  (Kabid)  Kewaspadaan Kesbangpol Inang Tati Dewi. 
Dalam sosialisasi ini para peserta sangat antusias mendegar pemaparan dari nara sumber.  

Saat sosialisasi ini nara sumber dari BI Perwakilan Riau Rezi Ariadi dengan memperkenalkan ciri-ciri uang palsu. Bahkan,  nara sumber dari BI ini menjelaskan dengan gamblang sejumlah ciri uang asli dengan pengamannya dengan mencontohkan uang pecahan Rp100.000 dan uang pecahan lainnya.

Rezi menambahkan,  bahwa uang palsu ini sangat merugikan masyarakat. Sebab itu, BI sendiri juga turut mensosialisasi uang palsu kepada masyarakat. "Sebenarnya, sangat mudah membedakan uang palsu dengan asli, apa lagi, kalau  kita tahu tipsnya. Bagaimana pun bahannya  bagus, tapi jelas sekali perbedaannya,  " ujar  Rezi.

Dalam sesi tanya jawab, peserta antusias melontarkan pertanyaan soal uang palsu dan jaminan BI kepada korban yang menerima uang palsu di dalam transaksi jual beli.

Pada kesempatan ini,  ada peserta yang menanyakan mengapa logo uang rupiah emisi baru, ada logo mirip palu arit? "Sampai sekarang saya belum tahu persis alasannya," kata salah seorang peserta yang menanyakan kepada pihak BI.

Selain itu, peserta juga menanyakan soal konpensasi bank atau BI, jika terdapat uang palsu saat menarik uang di ATM.

Menyikapi hal ini, nara sumber BI Rezi menjawab pertanyaan peserta menegaskan, bahwa itu bukan logo palu arit.

Namun,  logo tersebut dibuat dengan metode bernama rectoverso atau gambar saling isi. Penggunaannya bertujuan sebagai unsur pengaman uang kertas rupiah untuk melindungi uang dari pemalsuan oknum yang tidak bertanggung jawab.

Unsur pengaman rectoverso adalah teknik yang juga diterapkan pada uang kertas dari negara lain. Masyarakat sendiri dapat cukup mudah mengenalinya dengan cara diterawang,  dan diraba.

"BI tidak mungkin berapiliasi ke organisasi terlarang. Ini lebih pada desain, bukan palu arit, tapi logo BI dinamakan desai saling isi. Itu logo BI, "ujar Rezi sembari menyebutkan pertanyaan palu arit ini mengingatkan pada memori beberapa tahun lalu, soal ini pernah viral.

Mengenai konpensasi BI terhadap korban uang palsu saat transaksi jual beli, Rezi mengatakan, BI tidak mengganti rugi. Namun,akan mengklarifikasi soal kerugian warga. Sedangkan kalau terjadi saat penarikan ATM,  sejauh hal itu cepat dilaporkan ke bank bersangkutan biasanya bank akan memberikan konpensasi. " Makanya cepat dilaporkan ke bank, jangan bawa kemana-mana dulu," ujar Rezi.

Kaban Kesbangpol M Yusuf Mpd yang didampingi Kabid Kewaspadaan Inang Tati Dewi mengatakan, kegiatan sosialisasi ini dengan maksud untuk pencegahan beredarnya uang palsu, terutama akan masuknya bulan ramadhan dan Idul Fitri. Sebab menjelang hari besar sering dimanfaatkan  oleh oknum yang tidak bertanggungjawab .  Selain itu,  salah satu faktor yang membuat orang nekat melakukan pemalsuan uang ini adalah ekonomi.

"Dengan adanya sosialisasi pencegahan peredaran uang palsu ini,  maka masyarakat atau pedagang bisa memahami dan menambah ilmu tentang uang palsu. Dengan begitu,  para peserta yang ikut ini bisa menyampaikan kepada teman,  tetangga tentang uang palsu. Sebab, jika ditemukan adanya uang palsu beredar di pasar  bisa melaporkan ke pihak yang berwajib atau pihak Bi, " ujar Yusuf.


Mewakili Kaban Kesbangpol acara penyuluhan  ini ditutup Sekbangpol Maisisco Ghani. Pada  kesempatan itu Maisisco mengharapkan dengan ada sosialisasi ini, masyarakat tidak dengan  mudah tertipu uang palsu.  "Makanya jika melihat ada uang yang beredar, kita bisa paham kalau uang itu mana yang asli dan palsu. Namun,  jika melihat ada kejanggalan uang itu  palsu,  maka laporkan segera ke pihak  keamanan dan BI, " harap Maisisco. (Hen)

 

 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar